Senin, 24 Agustus 2015

Karena cinta itu kamu


int.

Bagaimanapun, cinta berhak hadir di setiap hati.
Betapapun, cinta tidak pernah salah dalam memilih.
Apapun, cinta tidak akan pernah memiliki alasan.

Khawatir

Jalan-jalan ke taman Bogor, 2014 (foto : AB Sofyan)

Mungkin khawatirku tidak akan pernah menemui batas. Karena ia lahir dari ketulusan. Namun kata mungkin, bukan berarti ada kemungkinan khawatirku sesat tanpa arah.

Kusebut kamu yang tak pernah luput dari perhatianku. Entah memakan waktu berapa lama untuk mengurangi khawatir yang berlebih ini. Bahkan ketika kuputuskan untuk benar-benar meninggalkanmu, khawatir itu terus menguntitku, dimanapun. Ini bukan karena perasaan, tapi ini karena sesuatu yang tak terdefenisi. 

Minggu, 23 Agustus 2015

Weekend bersama F4 Gadungan



Duduk istirahat and Pose
Hari Minggu. Sedikit melepas penat dari rutinitas kamar yang membosankan. Seorang teman lama, kuajak untuk menghabiskan setengah harinya di Losari bersamaku. Tak ingin melewatkan hari dengan kesunyian, beberapa teman lain juga ikut bersama. Jadi ada saya, Khalid, Awal, Abrar, dan Gafur. Sebenarnya ada satu perempuan lagi yang tadinyan rencana bergabung, namun sayang kami tak tahu kabarnya hingga matahari sejajar di atas kami. Tersadar, Minggu kali ini aku bersama mereka, mereka yang kusebut F4 Gadungan, versiku.

Tak ubah seperti biasanya, pantai Losari yang menjadi salah icon Kota Makassar dipadati ribuan (menurutku) pengunjung. Tua, muda, kakek, nenek, hingga bayi-bayi yang belum genap berusia sebulan juga turut meriuhkan pantai yang terkenal dengan mesjid terapungya ini. Kupikir pantai ini menjadi pemersatu dari sekian jenis penduduk di Makassar. Di sana, ada banyak hal yang bisa kau dapati. Berbagai jenis jajanan, pakaian, mainan, bahkan komunitas berkumpul untuk mengukir sebuah cerita di hari Minggu di pantai Losari. Termasuk aku dan F4 Gadungan.

Who Are You ??


int.

Liburan lebaran telah usai. Saatnya kembali ke aktivitas biasanya. Pasca kecelakaan itu, saya mulai membatasi diri. Bukan dalam hal pergaulan, tapi  membatasi aktivitas yang sangat mengundang lelah. Mendaki gunung misalnya. Sayang, beberapa agenda yang telah terencana harus berakhir pada kata cancel. Sedih itu pasti. Namun, untuk kesembuhan, hal-hal pahit pun harus terbiasakan.

***
                                                                        
Hampir saja keberangkatanku ke kota daeng tertunda. Bagaimana tidak, mobil sewaan yang kutunggu hingga pukul 03.00 Wita ternyata nggak jadi berangkat. Padahal ada urusan kampus yang harus diselesaikan. Termasuk surat keterangan kuliah yang bikin kepalaku jadi mumet nggak karuan. Akhirnya, Ummi (Ibuku) berinisiatif menelpon mobil sewaan lain yang berangkat di bawah jam itu. Syukurnya, masih ada satu kursi yang masih kosong. Meski dengan kaki belum pulih benar, berharap segala urusan bisa selesai sebelum waktunya.