|
Fostud (Fragma) |
“Sejauh apapun kita pergi selalu ada rindu yang
mempertemukan”
Saya tidak pernah menyangka akan kembali mengenal
mereka setelah berpisah sekian tahun tanpa komunikasi. Tapi karena tekat ingin
bertemu, akhirnya rindu membuncah itu lepaslah sudah. Hampir setiap kami punya
waktu luang, bawaannya hanya ingin ngumpul. Maklumlah berteman sejak masih
zaman natural itu rasanya beda. Apalagi kami bertemu di pondok hijau, saat usia
masih belasan tahun. Saat kami belum bisa memadupadankan warna pakaian.
Kami tumbuh di lingkungan islami. Saling merasa suka
duka di pondok hijau Pesantren Modern Al-Ikhlash. Kami sering bertatap muka,
entah di kamar tidur, kamar mandi, ruang makan, dapur, kelas, mesjid, hingga
bertemu di alam mimpi. Kami banyak melakukan hal-hal yang mungkin tidak
didapatkan anak SMP dan SMA umum lainnya.
|
Fostud (Fragma) |
Kalau sudah ngomong zaman pesantren, kadang bingung
sendiri harus diceritain dari mana. Terlalu banyak kenangan lucu yang tak terlupakan.
Mungkin beberapa temanku sudah banyak lupa tentang “potongan-potongan”
kami di masa itu. Untungnya saya
sendiri, masih mengingat jelas beberapa kejadian-kejadian yang tanpa sadar
mereka lakukan. Hehhehe.
Dulu nih yah, waktu zaman kelas satu, saya paling
suka tidur dalam lemari. Nggak tahu kenapa, kalau dalam lemari berasa seperti
di rumah nenek. Waktu itu saya sekamar dengan Ika, Dila, Chanu, Nurul, Waode,
Iman, dan satu pendatang baru, Sri. Kamar tiga dulu terkenal dengan sebutan
kamar anak manja. Hhhahhaa, entah sebutan ini dihembusakan oleh siapa. Tapi
katanya karena semua penghuni kamar tiga kalau tidur suka pakai kelambu,
kecuali saya (kan bobo dalam lemari). Gegara hal ini juga nih, anak kamar tiga
pernah adu mulut dengan anak kamar empat (Ma’ul, Maya, Anha, Anni, Sari, Rahma,
dan Kak Hera). Bukan hanya anak kamar empat saja, kami juga pernah punya
konflik dengan anak kamar dua (Mitha, Fildzha, Kak Hikma, Anti, Robaniah, Ifha,
dan Putri). Tapi salut buat anak kamar tiga, meski penghuninya kecil-kecil
(nggak termasuk Ikha dan Sri) kami pernah menyabet juara satu kamar terbersih
asrama Kahadijatul Kubra, lantai atas. Dulu ketua kamar kami itu Aisyah Ainuddin
yang akrab disapa Chanu. Hahaha, sepenggal cerita di masa-masa ingusan.
|
Zaman SMP di PPM Al-Ikhlash |
Mengenal mereka menjadi bagian penting dalam
perjalanan hidupku. Dari mereka, saya belajar banyak hal. Tentang makna
pertemanan yang lebih dari kata itu sendiri. Kami menyebut AIBS sebagai tempat
kami pulang. Setiap kami bisa saja menemukan banyak teman di berbagai
kesempatan, tapi AIBS selalu menjadi tempat dimana kami benar-benar nyaman.
Senyaman perasaan seorang bapak yang lelah bekerja seharian, lalu kembali ke
rumah bertemu keluarga. Saya menyebut AIBS sebagai pertalian saudara. Dan kuharap
ini bukan perasaan sepihak, sepihak dariku saja.
|
Reuni Part I at Baurung (2012) |
|
|
|
Buka Puasa Part I di Losari |
|
Pagi di Rumah Nenek Ibu at Lapeo |
|
|
Meet up di Danau Unhas |
|
|
Reuni Part II di Baurung |
|
Pagi di Bimbel Kapmi |
|
Kapmi Berbagi di PPM Al-Ikhlash |
|
Malam Penutupan Bimbel Kapmi |
|
|
To Welcome Idhe at Gelael Perintis |
|
Icha, Abrar, Gafur Birthday Night at Warkop Ogie |
|
Kappi & Ikha Wedding Party di Polewali Mandar | |
|
|
| | | | |
|
0 komentar :
Posting Komentar