Senin, 02 November 2015

Back to Home (AIBS 11)




Fostud (Fragma)
 
“Sejauh apapun kita pergi selalu ada rindu yang mempertemukan”

Saya tidak pernah menyangka akan kembali mengenal mereka setelah berpisah sekian tahun tanpa komunikasi. Tapi karena tekat ingin bertemu, akhirnya rindu membuncah itu lepaslah sudah. Hampir setiap kami punya waktu luang, bawaannya hanya ingin ngumpul. Maklumlah berteman sejak masih zaman natural itu rasanya beda. Apalagi kami bertemu di pondok hijau, saat usia masih belasan tahun. Saat kami belum bisa memadupadankan warna pakaian.
Kami tumbuh di lingkungan islami. Saling merasa suka duka di pondok hijau Pesantren Modern Al-Ikhlash. Kami sering bertatap muka, entah di kamar tidur, kamar mandi, ruang makan, dapur, kelas, mesjid, hingga bertemu di alam mimpi. Kami banyak melakukan hal-hal yang mungkin tidak didapatkan anak SMP dan SMA umum lainnya.


Fostud (Fragma)
Kalau sudah ngomong zaman pesantren, kadang bingung sendiri harus diceritain dari mana. Terlalu banyak kenangan lucu yang tak terlupakan. Mungkin beberapa temanku sudah banyak lupa tentang “potongan-potongan” kami  di masa itu. Untungnya saya sendiri, masih mengingat jelas beberapa kejadian-kejadian yang tanpa sadar mereka lakukan. Hehhehe.

Dulu nih yah, waktu zaman kelas satu, saya paling suka tidur dalam lemari. Nggak tahu kenapa, kalau dalam lemari berasa seperti di rumah nenek. Waktu itu saya sekamar dengan Ika, Dila, Chanu, Nurul, Waode, Iman, dan satu pendatang baru, Sri. Kamar tiga dulu terkenal dengan sebutan kamar anak manja. Hhhahhaa, entah sebutan ini dihembusakan oleh siapa. Tapi katanya karena semua penghuni kamar tiga kalau tidur suka pakai kelambu, kecuali saya (kan bobo dalam lemari). Gegara hal ini juga nih, anak kamar tiga pernah adu mulut dengan anak kamar empat (Ma’ul, Maya, Anha, Anni, Sari, Rahma, dan Kak Hera). Bukan hanya anak kamar empat saja, kami juga pernah punya konflik dengan anak kamar dua (Mitha, Fildzha, Kak Hikma, Anti, Robaniah, Ifha, dan Putri). Tapi salut buat anak kamar tiga, meski penghuninya kecil-kecil (nggak termasuk Ikha dan Sri) kami pernah menyabet juara satu kamar terbersih asrama Kahadijatul Kubra, lantai atas. Dulu ketua kamar kami itu Aisyah Ainuddin yang akrab disapa Chanu. Hahaha, sepenggal cerita di masa-masa ingusan. 
Zaman SMP di PPM Al-Ikhlash
Mengenal mereka menjadi bagian penting dalam perjalanan hidupku. Dari mereka, saya belajar banyak hal. Tentang makna pertemanan yang lebih dari kata itu sendiri. Kami menyebut AIBS sebagai tempat kami pulang. Setiap kami bisa saja menemukan banyak teman di berbagai kesempatan, tapi AIBS selalu menjadi tempat dimana kami benar-benar nyaman. Senyaman perasaan seorang bapak yang lelah bekerja seharian, lalu kembali ke rumah bertemu keluarga. Saya menyebut AIBS sebagai pertalian saudara. Dan kuharap ini bukan perasaan sepihak, sepihak dariku saja. 


Reuni Part I at Baurung (2012) 

Buka Puasa Part I di Losari
Pagi di Rumah Nenek Ibu at Lapeo 
Meet up di Danau Unhas
Reuni Part II di Baurung
Pagi di Bimbel Kapmi
Kapmi Berbagi di PPM Al-Ikhlash
Malam Penutupan Bimbel Kapmi
To Welcome Idhe at Gelael Perintis
Icha, Abrar, Gafur Birthday Night at Warkop Ogie
Kappi & Ikha Wedding Party di Polewali Mandar  




0 komentar :

Posting Komentar